Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Generasi Z bersumpah pemuda?

Generasi Z bersumpah pemuda  Sebagai generasi penerus bangsa, generasi Z tentu saja secara tidak langsung seharusnya  ikut “bersumpah pemuda” apa artinya?  Sumpah pemuda berisikan, Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Generasi Z, apakah kita sudah bertumpah darah satu?  Generasi Z, apakah kita sudah mengaku sebagai satu bangsa?  Generasi Z, apakah kita sudah menjujung bahasa persatuan?  Untuk bertumpah darah satu, kita harus bisa bangga tinggal dan hidup di tanah air Indonesia, apakah kita bangga? Jika iya, lalu mengapa masih kita caci maki tanah air ini di media media sosial?  Untuk menjadi satu bangsa, kita harus cinta Indonesia seutuhnya, cinta keragaman Indonesia, cinta budaya Indonesia, cinta orang orang Indonesia, apakah k...

“Hujan”

Kata Ibunda, kalau musim hujan bawa payung, jaga-jaga supaya nanti tidak kehujanan.   Dasar aneh, sudah berjuta kali diingatkan bunda untuk bawa payung tapi tak pernah dibawa, selalu ditinggal di atas rak hias hitam.  Alhasil, lagi- lagi harus menanti hujan reda. Dihentak- hentakan kaki kanannya perlahan, tangannya dilipat, untuk ketujuh kalinya dia lihat jam, belum ada 5 menit dari yang terakhir dia cek.  Sepi, dia sendiri. Rumahnya dekat, namun hujan deras berat. Bisa- bisa kena omelan bunda karna ketahuan tidak membawa payung lagi.  Lelah rasanya berdiri di bawah genteng warung bubur Pak Bima yang sudah tutup dari jam sembilan pagi. Karna pegal dan haus dia lalu menutup matanya perlahan, tanpa dia sadari hujan pun reda dan lama kelamaan berhenti. Senyumnya bersinar sinar melebihi matahari yang baru terlihat karna ditutup awan abu abu nan tebal.  Setelah sampai dirumah, di sapanya ibunda tercinta yang sedang asik memasak makan malam, maka...

“Telur atau ayam?”

“Yang duluan itu ayam atau telur?”  Ketiga kalinya pertanyaan itu keluar dari mulut sang bocah berbaju biru yang kembali membuat gadis di sampingnya kesal. “Gak tau” Jawab sang gadis  singkat , “Tadi katanya telur yang duluan” Balas sang bocah lugu. Entah apa inti dari percakapan antara dua orang yang tak saling kenal yang jauh berbeda umurnya dan yang hanya kebetulan duduk bersampingan di bus kota ini. Perempuan dengan rambut hitam sebahu ini melirik ke arah sang bocah yang masih melihatnya dengan harapan sebuah balasan pasti. “Jadi telor atau ayam, kak?”, ingin rasanya sang gadis turun dari bus karna kesal dengan sang bocah. Sudah dari tadi juga ingin pindah tempat duduk rasanya, namun semua tempat duduk terisi penuh. Perjalanan yang ia harus tempuh masih sekitar 30 menit lagi, ia juga  tak bisa tidur dikarenakan pusing kepalanya mencium bau tak sedap bapak- bapak di sampingnya, ditambah dengan ocehann sang bocah yang tak berhenti menanyakan “telor atau ayam?”. Man...